Analisis Sistem Keamanan Perbankan

Berbagai layanan perbankan diberikan bank kepada nasabahnya demi kepuasan pelanggan. Salah satunya layanan yang mulai banyak diirik masyakarat ini adalah layanan internet banking. Dengan layanan ini,nasabah dapat melakukan berbagai macam transaksi perbankan dengan lebih mudah , hanya dengan koneksi internet semata. Hal ini mempermudah para nasabah, terutama mereka yang selalu sibuk dalam mengelola keuangan mereka.
Penggunaan akses internet dalam layanan ini mengharuskan keamanan data selalu terjaga dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu layanan jenis ini menggunakan berbagai metode keamanan untuk menjaga privasi dan data nasabah. Pengamanan yang dilakukan biasanya meliputi penggunaan Secure Socked Layer(SSL),kriptografi,kunci public,dan digital signature. Namun apakah dengan semua pengalaman ini layanan ini sudah 100% aman ?

Kalau menurut saya ada beberapa cara hacker menembus keamanan bank, yaitu :
1. dengan menggunakan IP dari bank tersebut ( caranya kita pinjam telepon dari bank lalu tlp ke no kita dengan menggunakan IP deteksi jika sudah kita tau IP dari bank itu sendiri )
2. menggunkan aplikasi yang biasa dipakai yaitu backdoor
3. masuk ke bank tersebut tapi jangan lupa bawa senjata yang ampuh…

tapi itu hanyalah sebuah gambaran , biasanya hacker dengan mempelajari sistem keamanan Bank tersebut. Lalu mencari celah agar bisa masuk kedalam sistem, mengontrol, memanipulasi, bahkan menguasi sistem. Tentu saja sistem tersebut terhubung ke internet, kalau tidak terhubung hacker tidak akan bisa berbuat apa apa.Yang pasti orang yang berhasil masuk kedalam sistem mereka termasuk hacker yang cerdas dan profesional.
Misalnya anda punya rekening di bank, saldo anda cuma 5 ratus ribu rupiah, jika anda bisa masuk kedalam sistem mereka lalu anda menambahkan 3 angka nol lagi (atau lebih) disebelah kanan saldo anda … bayangkan uang anda jadi berapa? hehehe…
Tapi itu semua gak gampang, sistem keamanan bank sekarang sangat ketat, paswordnya mereka tidak seperti pasword kita, dalam sistem keamanan bank ada istilahnya “pasword berlapis”, yaitu pasword dalam pasword. Jika seorang hacker berhasil mencrack satu pasword maka ia juga harus berusaha menembus pasword kedua, ketiga, keempaat, dst. Coba bayangkan bila bank membuat 7 lapis pasword(atau lebih), dengan 12 panjang karakter dalam satu pasword. Pasti butuh bertahuan tahun untuk bisa menebak semua paswordnya.
Lagi pula hacking itu adalah tindakan kriminal, anda bisa dijerat hukum jika ketahuan. Sekedar belajar saja tidak apa apa, tetapi jangan digunakan untuk tujuan jahat. Apakah anda tahu bahwa pihak bank juga punya ahli ahli hacking yang profesional, mereka digaji untuk menguji sistem keamanan bank mereka dan mengevaluasi keamanan mereka.

Lalu bagaimana cara untuk menlindungi/meningkatkan keamanan sistem di perbankan,tentunya bukan hanya dari pihak bank , namun juga nasabah dan pusat bank indonesia juga harus bekerja sama
Pihak Bank :

  • Melengkapi ATM dengan pengaman tambahan seperti anti-skimmer, pad cover dan kamera CCTV
  • Mengganti teknologi kartu dari magnetic stripe ke chip card
  • Memeriksa mesin ATM secara berkala, terutama adanya pemasangan alat-alat penyadap PIN
  • Meningkatkan monitoring terhadap transaksi-transaksi yang mencurigakan
  • Mengaudit sistem keamanan secara rutin
  • Mengedukasi dan mengingatkan nasabah akan pentingnya menjaga keamanan PIN
  • Menyiapkan strategi keamanan jangka pendek, menengah dan panjang


Pihak Nasabah :

  • Selalu waspada ketika bertransaksi di ATM untuk memperhatikan apakah ada alat skimmer ataupun penyadap lainnya
  • Selalu menjaga kerahasiaan nomor PIN
  • Mengupayakan bertransaksi di ATM yang ada di dalam cabang bank
  • Secara berkala, misalnya 2-3 bulan sekali, mengganti PIN
  • Memindahkan cara transaksi ke Internet banking yang menggunakan token, yang jelas lebih aman

Pihak Bank Indonesia :

  • Menyiapkan standar penggunaan teknologi chip card untuk kartu ATM
  • Mewajibkan bank mengaudit sistem keamanan secara berkala
  • Menjaga hasil audit dari kebocoran
  • Melakukan edukasi pada masyarakat
  • Menyiapkan strategi keamanan perbankan nasional dalam jangka pendek, menengah dan panjang
Sumber : 
kompas.com
black in news megazine

Stand Up Comedy


Sejarah panjang dari StandUp Comedy dimulai sekitar tahun 1800an di Amerika.. wujud pertamanya itu teater pada dahulu kala di amerika ada sebuah teater bernama "The Minstrel Show" yang diselenggarakan oleh Thomas Dartmouth "Daddy" Rice. The Minstrel show ini memulai "pesona" nya tepat sebelum civil war atau perang saudara terjadi di amerika. Acara ini walaupun masih dalam bentuk lawakan yang simpel parah,tapi mendapat animo yang sangat besar dari warga amerika pada saat itu (terutama kalangan menengah ke atas).
Sayangnya acara ini mengandung unsur rasisme yang sangat kental! nggak jarang juga para comic nya dengan sengaja meng-hitam-kan mukanya untuk mengejek orang berkulit hitam. dan lagi, karena Mic belum lahir pada waktu itu, para comic melucu dengan cara "Slapstick" atau yang lebih dikenal sekarang dengan Physical joke macam opeje walau begitu, acara ini mampu bertahan hingga memasuki abad ke 20.
Spoiler for The Minstrel Show: Quoteerkembangan the minstrel show makin lama makin menjurus ke arah teater musikal bertema komedi,tapi itu cuma segmen pertama gan. Di segmen kedua ada acara yang disebut "The Olio" yang dibawakan oleh group berjumlah dua orang bernama "The Endmen" yang melakukan semacam pidato yang menyindir para politisi atau sekedar ngomongin kehidupan sehari-hari. Dan disinilah tonggak awal kehidupan Stand-Up Comedy The Minstrel Show mulai surut,keluar lagi yang baru di awal abad 20 sebuah teater juga bernama "Vaudeville".
Masih dengan format yang kurang lebih sama dengan TMS, namun merata ke semua entertainment. seperti musik,komedi,sulap,dll. Namun perbedaan mencolok ada di segmen komedi,dimana para pelawak mulai melakukan one man show,walaupun terkadang masih menggunakan "Slapstick". Dikarenakan Belom ada MIC yang membuat penonton nggak bisa mendengar apa yang diucapkan para Comic. Spoiler for Vaudeville: Quote:di saat yang sama ada sebuah show tandingan untuk Vaudeville,bernama Burlesque.
Kalo vaudeville bisa dibilang itu untuk kalangan menengah ke atas,dan burlesque itu untuk kalangan menengah ke bawah! Burlesque mengadopsi segmen "The Olio" dari The Minstrel Show,dimana para pelawaknya menggunakan monolog dan pidato sebagai bentuk melawak,dan setting panggungnya juga kecil dan lebih "akrab" terhadap penonton.
Quote:namun,setelah MIC ditemukan,Vaudeville kembali berjaya lewat Comic Will Rogers yang mana salah satu comedian pertama yang menjadi Political Stand-Ups.
Seiring perjalanan dengan berkembangannya teknologi Radio dan televisi, Komedi dengan format Stand-Up mulai dikenal luas namun mengalami penurunan,karena pada saat itu orang-orang lebih meminati acara musik live,dan night club. Sampai akhirnya Vaudeville maupun Burlesquet mulai meninggalkan komedi tunggal ini. dan berakhir sebagai cafe musik biasa. Namun banyak para comic yang tidak mau menyerah lewat cafe-cafe dan semacamnya orang-orang mulai melakukan komedi tunggal dengan format StandUp, hingga akhirnya ada beberapa stasiun televisi yang membuat acara dengan format StandUp Comedy seperti, “The Ed Sullivan Show” , “The Tonight Show” . Hingga pada tahun 1959 muncullah acara "The Steve Allen Show” yang menampilkan seorang comic bernama Lenny Bruce,Lenny Bruce lah yang menginspirasikan George Carlin untuk menjadi seorang komedian dan akhirnya menjadi komedian terbesar dan paling terkenal saat itu. bahkan,komedian-komedian saat ini juga banyak yang terinspirasi dari George Carlin, seperti Chris Rock dan juga Jerry Seinfeld. Setelah perjalan panjang itu lah akhirnya StandUp Comedy bisa menjadi seperti sekarang gan. mungkin tradisi saling sindir-menyindir dari StandUp Comedy juga masih bawaan dari acara The Minstrel Show gan,cuma konteksnya bukan rasisme tapi lebih menyuarakan sesuatu yang "besar" dengan cara yang santaI komedi tunggal baru dikenal sebagai StandUp Comedy dan para pelawaknya disebut comic
Sebetulnya pada tahun 1966 yang dikemukakan oleh orang-orang dari universitas Oxford. jadi ya,secara teknis standup comedy umurnya baru sekitar 40an tahun . INDONESIA Quotei Indonesia sendiri StandUp Comedy sebetulnya dimulai oleh alm.Taufik Savalas lewat acaranya Comedy Cafe dan Ramon Papana sebagai pemilik Comedy Cafe namun kurang booming, usaha ini diteruskan oleh Iwel wel yang mengisi acara "Jayus Plis Dong Ah" dan juga acara "Bincang Bintang" yang memang acara tersebut di design untuk StandUp Comedy oleh mas Indra Yudhistira. dan lagi-lagi kurang booming acara2 tersebut.
Dan sekarang StandUp Comedy kembali untuk menancapkan taringnya di dunia entertainment Indonesia, Diangkat oleh Seleb kenamaaan kita yaitu Raditdya Dika & Pandji Pragiwaksono. ini juga udah mulai heboh di berbagai kota, dengan munculnya StandUp Comedy bandung,yogya,bali,dll. Open Mic Sendiri di jakarta rutin di kemang biasanya. Kalo Comic Favorit TS sih sejauh ini yaa Soleh Solihun Siapa Comic Favoritmu?

Biografi Joko Widodo

Joko Widodo merupakan salah satu orang yang sedang ramai dibicarakan saat2 ini.Dia merupakan Walikota Solo yang sangat disegani dan mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat yang memilih diua maupun yang mendukung dia.
Jokowi panggilan akrabnya meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985. Ketika mencalonkan diri sebagai walikota Solo, banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman ini; bahkan hingga saat ia terpilih. Namun setahun setelah ia memimpin, banyak gebrakan progresif dilakukan olehnya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.
Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui moto "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran.
Berkat prestasi tersebut, Jokowi terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008" oleh Majalah Tempo.
Dan dibawah ini ada sedikit wawancara terhadap beliau yang dikutip dari Koran kompas
Asal Nama Julukan Jokowi
“Jokowi itu pemberian nama dari buyer saya dari Prancis,” begitu kata Wali Kota Solo, Joko Widodo, saat ditanya dari mana muncul nama Jokowi. Kata dia, begitu banyak nama dengan nama depan Joko yang jadi eksportir mebel kayu. Pembeli dari luar bingung untuk membedakan, Joko yang ini apa Joko yang itu. Makanya, dia terus diberi nama khusus, ‘Jokowi’. Panggilan itu kemudian melekat sampai sekarang. Di kartu nama yang dia berikan tertulis, Jokowi, Wali Kota Solo. Belakangan dia mengecek, di Solo yang namanya persis Joko Widodo ada 16 orang.
Saat ini, Jokowi menjabat untuk periode kedua. Kemenangan mutlak diperoleh saat pemilihan wali kota tahun lalu. Nama Jokowi kini tidak hanya populer, tapi kepribadiannya juga disukai masyarakat. Setidaknya, ketika pergi ke pasar-pasar, para pedagang beramai-ramai memanggilnya, atau paling tidak berbisik pada orang sebelahnya, “Eh..itu Pak Joko.”
Bagaimana ceritanya sehingga dia bisa dicintai masyarakat Solo? Kebijakan apa saja yang telah membuat rakyatnya senang? Mengapa pula dia harus menginjak pegawainya? Berikut wawancara wartawan Republika, Ditto Pappilanda, dengan Jokowi dalam kebersamaannya sepanjang setengah hari di seputaran Solo.

Sikap apa yang Anda bawa dalam menjalankan karier sebagai birokrat?

Secara prinsip, saya hanya bekerja untuk rakyat. Hanya itu, simpel. Saya enggak berpikir macam-macam, wong enggak bisa apa-apa. Mau dinilai tidak baik, silakan, mau dinilai baik, ya silakan. Saya kan tugasnya hanya bekerja. Enggak ada kemauan macam-macam. Enggak punya target apa-apa. Bekerja. Begitu saja.
Bener, saya tidak muluk-muluk dan sebenarnya yang kita jalankan pun semua orang bisa ngerjain. Hanya, mau enggak. Punya niat enggak. Itu saja. Enggak usah tinggi-tinggi. Sederhana sekali.
Contoh, lima tahun yang lalu, pelayanan KTP kita di kecamatan semrawut. KTP bisa dua minggu, bisa tiga minggu selesai. Tidak ada waktu yang jelas. Bergantung pada yang meminta, seminggu bisa, dua minggu bisa. Tapi, dengan memperbaiki sistem, apa pun akan bisa berubah. Menyiapkan sistem, kemudian melaksanakan sistem itu, dan kalau ada yang enggak mau melaksanakan sistem, ya, saya injak.

Awalnya reaksi internal bagaimana?
Ya biasa, resistensi setahun di depan, tapi setelah itu, ya, biasa saja. Semuanya kalau sudah biasa, ya semuanya senang. Ya, kita mengerti itu masalah kue, ternyata ya juga bisa dilakukan.
Untuk mengubah sistem proses KTP itu, tiga lurah saya copot, satu camat saya copot. Saat itu, ketika rapat diikuti 51 lurah, ada tiga lurah yang kelihatan tidak niat. Enggak mungkin satu jam, pak, paling tiga hari, kata mereka. Besoknya lurah itu tidak menjabat. Kalau saya, gitu saja. Rapat lima camat lagi, ada satu camat, sulit pak, karena harus entri data. Wah ini sama, lah. Ya, sudah.
Nyatanya, setelah mereka hilang, sistemnya bisa jalan. Seluruh kecamatan sekarang sudah seperti bank. Tidak ada lagi sekat antara masyarakat dan pegawai, terbuka semua. Satu jam juga sudah jadi. Rupiah yang harus dibayar sesuai perda, Rp 5.000.

Anda juga punya pengalaman menarik dalam penanganan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kemudian banyak menjadi rujukan?
Iya. Sekarang banyak daerah-daerah ke sini, mau mengubah mindset. Oh ternyata penanganan (PKL) bisa tanpa berantem. Memang tidak mudah. Pengalaman kami waktu itu adalah memindahkan PKL di Kecamatan Banjarsari yang sudah dijadikan tempat jualan bahkan juga tempat tinggal selama lebih dari 20 tahun. Kawasan itu sebetulnya kawasan elite, tapi karena menjadi tempat dagang sekaligus tempat tinggal, yang terlihat adalah kekumuhan.
Lima tahun yang lalu, mereka saya undang makan di sini (ruang rapat rumah dinas wali kota). Saya ajak makan siang, saya ajak makan malam. Saya ajak bicara. Sampai 54 kali, saya ajak makan siang, makan malam, seperti ini. Tujuh bulan seperti ini. Akhirnya, mereka mau pindah. Enggak usah di-gebukin.

Mengapa butuh tujuh bulan, mengapa tidak di tiga bulan pertama?
Kita melihat-melihat angin, lah. Kalau Anda lihat, pertama kali mereka saya ajak ke sini, mereka semuanya langsung pasang spanduk. Pokoknya kalau dipindah, akan berjuang sampai titik darah penghabisan, nyiapin bambu runcing. Bahkan, ada yang mengancam membakar balai kota.

Situasi panas itu sampai pertemuan ke berapa?
Masih sampai pertemuan ke-30. Pertemuan 30-50 baru kita berbicara. Mereka butuh apa, mereka ingin apa, mereka khawatir mengenai apa. Dulu, mereka minta sembilan trayek angkot untuk menuju wilayah baru. Kita beri tiga angkutan umum. Jalannya yang sempit, kita perlebar.

Yang sulit itu, mereka meminta jaminan omzet di tempat yang baru sama seperti di tempat yang lama. Wah, bagaimana wali kota disuruh menjamin seperti itu. Jawaban saya, rezeki yang atur di atas, tapi nanti selama empat bulan akan saya iklankan di televisi lokal, di koran lokal, saya pasang spanduk di seluruh penjuru kota. Akhirnya, mereka mau pindah.
Pindahnya mereka saya siapkan 45 truk, saya tunggui dua hari, mereka pindah sendiri-sendiri. Pindahnya mereka dari tempat lama ke tempat baru saya kirab dengan prajurit keraton. Ini yang enggak ada di dunia mana pun. Mereka bawa tumpeng satu per satu sebagai simbol kemakmuran. Artinya, pindahnya senang. Tempat yang lama sudah jadi ruang terbuka hijau kembali.

Omzetnya di tempat yang baru?
Bisa empat kali. Bisa tanya ke sana, jangan tanya saya. Tapi, ya kira-kira ada yang sepuluh kali, ada yang empat kali. Rata-rata empat kali. Ada yang sebulan Rp 300 juta. Itu sudah bukan PKL lagi, geleng-geleng saya.

Bagaimana dengan PKL yang lain?
Setelah yang eks-PKL Banjarsari pindah, tidak sulit meyakinkan yang lain. Cukup pertemuan tiga sampai tujuh kali pertemuan selesai. Sampai saat ini, kita sudah pindahkan 23 titik PKL, tidak ada masalah.
Lha yang repot sekarang ini malah pedagang PKL itu minta direlokasi. Kita yang nggak punya duit. Sampai sekarang ini, masih 38 persen PKL yang belum direlokasi. Jadi, kalau masih melihat PKL di jalan atau trotoar, itu bagian dari 38 persen tadi.

Tampaknya, pemberdayaan pasar menjadi perhatian Anda?
Oiya. Kita sudah merenovasi 34 pasar dan membangun pasar yang baru di tujuh lokasi. Jika dikelola dengan baik, pasar ini mendatangkan pendapatan daerah yang besar.
Dulu, ketika saya masuk, pendapatan dari pasar hanya Rp 7,8 miliar, sekarang Rp 19,2 miliar. Hotel hanya Rp 10 miliar, restoran Rp 5 miliar, parkir Rp 1,8 miliar, advertising Rp 4 miliar. Hasil Rp 19,2 miliar itu hanya dari retribusi harian Rp 2.600. Pedagangnya banyak sekali, kok. Ini yang harus dilihat. Asal manajemennya bagus, enggak rugi kita bangun-bangun pasar. Masyarakat-pedagang terlayani, kita dapat income seperti itu.
Sementara kalau mal, enggak tahu saya, paling bayar IMB saja, kita mau tarik apa? Makanya, mal juga kita batasi. Begitu juga hypermarket kita batasi. Bahkan, minimarket juga saya stop izinnya. Rencananya dulu akan ada 60-80 yang buka, tapi tidak saya izinkan. Sekarang hanya ada belasan.

Tapi, sepertinya Pasar Klewer belum tersentuh ya, kondisinya masih kurang nyaman?
Klewer itu, waduh. Duitnya gede sekali. Kemarin, dihitung investor, Rp 400 miliar. Duit dari mana? Anggaran berapa puluh tahun, kita mau cari jurus apa belum ketemu. Anggaran belanja Solo Rp 780 miliar, tahun ini Rp 1,26 triliun. Tidak mampu kita. Pedagang di Klewer lebih banyak, 3.000-an pedagang, pasarnya juga besar sekali. Di situ, yang Solo banyak, Sukoharjo banyak, Sragen banyak, Jepara ada, Pekalongan ada, Tegal ada. Batik dari mana-mana. Tapi, saya yakin ada jurusnya, hanya belum ketemu aja.
Soal pendidikan, di beberapa daerah sudah banyak dilakukan pendidikan gratis, apakah di Solo juga begitu?
Kita beda. Di sini, kita menerbitkan kartu untuk siswa, ada platinum, gold, dan silver. Mereka yang paling miskin itu memperoleh kartu platinum. Mereka ini gratis semuanya, mulai dari uang pangkal sampai kebutuhan sekolah dan juga biaya operasional. Kemudian, yang gold itu mendapat fasilitas, tapi tak sebanyak platinum. Begitu juga yang silver, hanya dibayari pemkot untuk kebutuhan tertentu.

Itu juga yang diberlakukan untuk kesehatan?
Iya, ada kartu seperti itu, ada gold dan silver. Gold ini untuk mereka yang masuk golongan sangat miskin. Semua gratis, perawatan rawat inap, bahkan cuci darah pun untuk yang gold ini gratis.

Tampaknya, sekarang masyarakat sudah percaya pada Anda, padahal di awal terpilih, banyak yang sangsi?
Yah, satu tahun, lah. Namanya belum dikenal, saya kan bukan potongan wali kota, kurus, jelek. Saya juga enggak pernah muncul di Solo, apalagi bisnis saya 100 persen ekspor. Ada yang sangsi, ya biar saja, sampai sekarang enggak apa-apa. Mau sangsi, mau menilai jelek, terserah orang.

Dulu, apa niat awalnya jadi wali kota?
Enggak ada niat, kecelakaan. Ndak tahu itu. Dulu, pilkada pertama, kita dapat suara 37 persen, menang tipis. Wong saya bukan orang terkenal, kok. Yang lain terkenal semuanya kan, saya enggak. Tapi, kelihatannya masyarakat sudah malas dengan orang terkenal. Mau coba yang enggak terkenal. Coba-coba, jadi saya bilang kecelakaan tadi itu memang betul.

Hal apa yang paling mengesankan selama Anda menjadi wali kota?
Paling mengesankan? Paling mengesankan itu, kalau dulu, kan, wali kota mesti meresmikan hal yang gede-gede. Meresmikan mal terbesar besar misalnya. Tapi, sekarang, gapura, pos ronda, semuanya saya yang buka, kok. Pos ronda minta dibuka wali kota, gapura dibuka wali kota, ya gimana rakyat yang minta, buka aja. Ya, kadang-kadang lucu juga. Tapi kita nikmati.

Apa kesulitan yang paling pertama Anda temui saat menjabat sebagai wali kota?
Masalah aturan. Betul. Kita, kalau di usaha, mencari yang se-simpel mungkin, seefisien mungkin. Tapi, kita di pemerintahan enggak bisa, ada tahapan aturan. Meskipun anggaran ada, aturannya enggak terpenuhi, enggak bisa jalani. Harusnya, bisa kita kerjain dua minggu, harus menunggu dua tahun. Banyak aturan-aturan yang justru membelenggu kita sendiri, terlalu prosedural. Kita ini jadi negara prosedur.

Apa pertimbangannya saat Anda mencalonkan untuk kali kedua?
Sebetulnya, saya enggak mau. Mau balik lagi ke habitat tukang kayu. Saat itu, setiap hari datang berbondong-bondong berbagai kelompok yang mendorong saya maju lagi. Mereka katakan, ini suara rakyat. Saya berpikir, ini benar ndak, apa hanya rekayasa politik. Dua minggu saya cuti, pusing saya mikir itu. Saya pulang, okelah saya survei saja. Saya survei pertama, dapatnya 87 persen. Enggak percaya, saya survei lagi, dapatnya 87 persen lagi.

Setelah survei itu, saya melihat, benar-benar ada keinginan masyarakat. Jadi, yang datang ke saya itu benar. Dan ternyata memang saya dapat hampir 91 persen. Saya lihat ada harapan dan ekspektasi yang terlalu besar. Perhitungan saya 65-70 persen. Hitungan di atas kertas 65:35, atau 60:40, kira-kira.

Ada kekhwatiran tidak, ketika lepas jabatan, semua yang Anda bangun tetap terjaga?
Pertama ada blueprint, ada concept plan kota. Paling tidak, pemimpin baru nanti enggak usah pakai 100 persen, seenggaknya 70 persen. Jangan sampai, sudah SMP, kembali lagi ke TK. Saya punya kewajiban juga untuk menyiapkan dan memberi tahu apa yang harus dilakukan nantinya.
Biodata Joko Widodo
Nama : Joko Widodo
Tempat Tanggal Lahir: Surakarta, 21 Juni 1961

Pendidikan:
SDN 111 Tirtoyoso Solo
SMPN 1 Solo
SMAN 6 Solo
Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta

Beberapa penghargaan untuk Jokowi
- Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia
- 10 Tokoh di tahun 2008 oleh Majalah Tempo
- Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Award
- Bung Hatta Award (2010)

Banyak yang bilang gaya kepemimpinan Pak Jokowi mirip dengan Presiden Soekarno. Mari Kita dukung Pak Jokowi jadi presiden RI.

Sumber : Biografi Web,Koran Kompas

WILL


Judul di atas merupakan salah satu film yang sedang rame dibicarakan sekarang khususnya bagi para penggila dan fanatisme kepada klub terbesar dan penuh sejarah di Inggris yaitu Liverpool.Film “Will” menceritakan perjuangan seorang bocah yang belum cukup dewasa untuk berjuang menonton tim kesayangan nya bermain di partai Final Liga Champions Eropa di Istanbul Turki.Fanatisme yang sangat kepada salah satu klub terbesar di Inggris ini yang mendorong dia untuk berjuang agar bisa menyaksikan pertandingan final tersebut.Will sendiri diceritakan adalah seorang bocah yang sudah tidak mempunyai ibu lagi karena ibu nya mengalami kecelakaan,dia pun bersekolah dan sekaligus tinggal di asrama di Inggris.Ayah dari Will sendiri bekerja dan sering melakukan perjalanan jauh untuk membiayai Will dan dirinya.Oleh sebab itu Will dititipkan dan disekolahkan di sekolah yang memiliki asrama,karena dia tidak mempunyai keluaraga lagi selain ayah nya seorang yang juga sangat mencintai nya.
Pada suatu hari ayah nya pun datang ketempat dimana dia bersekolah dan tinggal,disana merupakan pertemuan yang terakhir dan tidak akan pernah dilupakan oleh Will.Karena setelah pertemuan itu dikabarkan bahwa ayah Will mengalami serangan jantung dan dinyatakan telah meninggal dunia.Dipertemuan nya yang terakhir itu ayah Will memberikan dia sepasang tiket untuk menyaksikan pertandingan final sepakbola Liga Champions antara Liverpool vs Ac Milan yang di gelar di Istanbul Turki.Mereka berdua sepakat dan berjanji akan menyaksikan pertandingan fianal tersebut.Ayah Will dan Will merupakan salah satu penggemar fanatik terhadap klub Liverpool tersebut.Setelah mendengar kabar bahwa ayah nya telah tiada Will pun sangat sedih dan hampir berputus asa karena dia tidak mempunyai siapapun lagi.Teman2 kamarnya pun terus memberikan support dan dukungan kepada Will agar terus melanjutkan cita2nya dia dan ayah nya agar bisa menyaksikan pertandingan final tersebut meskipun dia harus pergi kesana sendiri tanpa didampingi oleh siapapun.
Dia pun pergi dari asrama dia tinggal dan bersekolah tanpa sepengetahuan guru2nya,ia terus bertekad agar bisa pergi ke istanbul dengan berbekal tiket yang dia dapatkan dari ayah nya.Dia pun tiba di Paris Perancis sebelum ke Istanbul Turki,disana dia bertemu dengan seorang pria dan juga merupakan salah satu mantan pemain di liga lokal Bosnia bernama Zukic,Dia bekerja dia sebuat supermaket dimana Will dan dia bertemu.Will pun menceritakan semua yang telah terjadi terhadapnya dan dengan rasa kasihan Zukic pun sepenuh hati membantu Will sampai bisa tiba di Istanbul.Setelah mereka bisa sampai di Istanbul tidak dengan mudah saja Will bisa masuk stadion karena tiket yang ia punya berkat pemberian ayah nya merupakan tiket palsu,Will pun sangat kecewa dan berpikir perjuangan nya hanya sampai di sini saja.Melihat Will bersedih membuat para suporter lain yang sama2 mendukung Liverpool membantu nya dengan cara mengumpulkan uang agar Will bisa masuk kedalam stadion tersebut.Namun hanya 1 tiket saja yang dia punya dan menbuat Zukic tidak bisa menemani nya,melihat Will yang sudah terkenal dan mendunia berkat kegilaan dan fanatisme nya terhadap Liverpool yang membuat dia kabusr dari asrama dan melanjutkan perjalanannya seorang diri ke Istanbul Turki,Kenny Dalglish pun mengenalinya.Kenny Dalglish merupakan Legenda dari klub besar Liverpool tersebut.
King Kenny pun mengantarkan Will agar dia bisa masuk dan menayapa secara langsung kepada seluruh pemain Liverpool tersebut terutama Steven Gerrad dan Jamie Carragher mereka berdua merupan sosok vital dan sangat berpengaruh terhadap klub Liverpool tersebut.Gerrard dan Carragher memberikan sambutan hangat dan perjuangan yang sangat luar bisa kepada Will karena bisa berjuang untuk bisa sampai disini.Dan dia pun mendedikasikan perjuangan nya utuk Ayah nya yang tiada.Will pun sangat senang dan bahagia karena perjuangan nya berhasil.Dia pun berlari ke dalam stadion dan berdiri di tengah lapangan sambil merentangkan kedua tangan nya,dari situ pun semua pendukung Liverpool menyanyikan lagu kebesaran mereka “You’ll Never Walk Alone”.Kamu tidak sendirian Will kami selalu ada di belakang mu,siap menemani mu kapan pun dan dimana pun.Film ini pun didedikasikan kepada seluruh penggemar dan pencinta Liverpool di belahan dunia manapun “You’ll Never Walk Alone” Guys !.
WE LOVE YOU LIVERPOOL ! WE DO !


Harus Bisa !



Harus Bisa ! merupakan salah satu judul buku favorit saya dan tidak ada bosan2 nya saya terus membaca dari isi buku tersebut.Mengapa saya berkata demikian karena di dalam buku ini sendiri banyak peristiwa dan motivasi2 yang sangat menarik dan bagus untuk kita jadikan contoh untuk perjalanan hidup kita nantinya.Buku ini sendiri merupakan karangan dari Dr.Dino Patti Djalal,mungkin banyak orang yang tidak mengenal beliau secara langsung,dikarenakan karena beliau jarang sekali ada di muncul di layar tv ataupun dikenal layak nya para politisi2 yang kita kenal sekarang ini.Beliau sendiri merupakan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat yang berkantor di kota Washington,Amerika Serikat kalo saya tidak salah hehe.Sebelum menjabat sebagai Duta Besar beliau pun dikenal sebagai salah satu jubir Presiden Republik Indonesia yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.Buku ini pun berisi tentang keseharian dan merangkum beberapa perjalanan Bapak Presiden kita Susilo Bambang Yudhoyono dalam melakukan perjalanan dan tugas kepresisenan beliau.
Dr.Dino Patti Djalal merangkum dan membuat buku ini pun ketika beliau sedang menjabat sebagai jubir Presiden dimasa pemerintahan Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Selain berisikan perjalanan kedinasan Bapak Presiden berisikan pula beberapa kata2 motivator yang sangat saya sukai dan saya jadikan acuan dan contoh hidup saya sendiri sebagai generasi muda.Menjadi pemimpin merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah di dalam buku ini sendiri akan dirangkum dan dikemukakan bagaimana menjadi pemimpin yang baik dan menjadi pemimpin yang sesungguhnya.Menjadi pemimpin merupakan suatu panggilan dan jangan menjadikan suatu beban jika menjadi seorang pemimpin.Selain berisikan kata2 motivator bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik dan menjadi pemimpin yang sesungguh nya,ada pula beberapa foto selama Bapak Presiden kita melakukan kunjungan dan tugas kedinasan kepresidennan nya.Jadi saya bilang ini merupakan buku terbaik yang saya pernah baca dan saya miliki,khususnya saya bisa banyak mengambil beberapa motivasi2 agar kelak saya bisa menjadi pemimpin yang sesungguhnya.