*Peranan Telematika
dalam Kehidupan Sehari – hari
Penggunaan istilah
telematika sendiri mungkin lebih akrab di telinga masyarakat umum dalam ranah
hukum. Istilah ini, sering digunakan karena dianggap dapat membantu untuk
mengungkap kebenaran dari suatu barang bukti, khususnya barang bukti yang
berkaitan dengan media teknologi informasi, seperti video dan foto. Sehingga
sangat membantu proses penyidikkan yang dilakukan oleh penegak hukum. Sebagai
contoh, beberapa waktu yang lalu sempat muncul beberapa video asusila yang
cukup menarik perhatian masyarakat. Apakah benar video tersebut dapat diterima
kebenarannya? Disinilah salah satu kegunaan telematika. Melalui analisa-analisa
dari sisi telematika maka dapat diketahui kebenaran dari video asusila
tersebut.
*Bidang yang terkait
dengan Telematika
Saat ini Telematika
muncul sebagai bidang ilmu yang memfokuskan pada peningkatan interaksi di
antara manusia atau proses melintasi jarak dan waktu melalui aplikasi
Information and Communications Technology (ICT).Contohnya saja E-commerce Salah
satu bidang yang di cakup dalam penerapan ilmu telematika adalah bidang
ekonomi.
· E-Government (
admnistrasi pemerintahan secara elektronik ) adalah penggunaan teknologi
informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara Pemerintah dan pihak-pihak
lain. Contoh nyata dari program e-government ini adalah adanya badan khusus
yang mengurus hal – hal berkaitan dengan telematika yaitu Tim Koordinasi
Telematika Indonesi (TKTI). Tim ini bertugas untuk mengkoordinasikan
perencanaan dan mempelopori kegiatan dalam rangka meningkatkan perkembangan dan
pendayagunaan telematika di Indonesia.
· E-commerce (
transaksi jual beli secara elektronik ) merupakan suatu proses pembelian,
penjualan, mentransfer, atau pertukaran produk, jasa, atau informasi melalui
jaringan komputer termasuk internet.
· E-learning (
pendidikan terbuka dengan metode jarak jauh ) merupakan contoh dari
berkembangnya dunia pendidikan dari cara konvensional (tatap muka di kelas) ke
cara yang lebih terbuka melalui internet. Hal ini dapat terjadi karena adanya
teknologi telematika yang dapat menghubungkan pengajar dengan muridnya.
· Semua itu mungkin
telematika berbasis web, sedangkan diluar itu masih banyak lagi, seperti GPS (
Global Positioning System ), kompas digital, sistem navigasi dan lain
sebagainya.
Mengingat besarnya
penggunaan telematika dalam berbagai bidang, maka akan banyak memberikan dampak
luas bagi masyarakat umum, khususnya dalam effisiensi waktu produktif,
pemerataan distribusi, menyuguhkan banyak pilihan telematika dan sebagainya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tanpa disadari telematika sebenarnya telah hidup
dalam kegiatan sehari-hari masyarakat banyak apa lagi jika mengingat semakin
pesatnya perkembangan teknologi, maka dampak dari telematika ini akan semakin
besar pula
Peran Teknologi
Telematika dalam Kepemimpinan Bangsa
Pada saat ini bangsa
kita sedang dalam tahapan rekonstruksi setelah mengalami krisis ekonomi,
sosial, dan politik yang terburuk pada tiga tahun terakhir ini. Kepercayaan
masyarakat kepada lembaga-lembaga formal amat tipis, bahkan kepercayaan antar
kelompok-kelompok dalam masyarakatpun terkikis. Sedangkan gejala disintegrasi
bangsa mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita. Upaya rekonstruksi
diharapkan dapat membawa bangsa kita menjadi suatu masyarakat madani yang
bersatu dalam negara Republik Indonesia.
Memasuki milenium
ketiga, globalisasi yang semula merupakan suatu kecenderungan telah menjadi
suatu realitas, sedangkan alternatifnya adalah pengucilan dari kancah pergaulan
antar bangsa. Globalisasi menuntut adanya berbagai macam standar, pengaturan,
kewajiban, dan sekaligus juga memberi hak kepada anggota masyarakat global.
Berbagai aturan dikenakan secara global (misalnya, WTO, IMF, UN, dan
lain-lain). Tuntutan berkompetisi, dan sekaligus berkolaborasi, memaksa kita
untuk terus menerus meningkatkan daya saing bangsa kita, baik dalam pasar
lokal, regional, maupun dalam pasar global.
Sementara itu, era
reformasi memungkinkan kita untuk menelaah dan memperbaiki dampak negatif dari
sentralisasi yang berlebihan di masa lalu. Pola sentralisasi selain mengabaikan
inisiatif masyarakat, juga cenderung meniadakan proses pengambilan keputusan yang
didasarkan pada kriteria obyektif berdasarkan data dan informasi. Setelah
beberapa dasawarsa di bawah pemerintahan tersentralisasi, kebijakan pucuk
pimpinan seringkali menjadi satu-satunya acuan yang harus diikuti. Akibatnya,
keputusan lebih banyak dilakukan atas dasar kesesuaian dengan kebijakan atasan
daripada berdasarkan fakta dan informasi, sehingga informasi yang dikumpulkan
dari lapangan menjadi kurang dihargai.
Selain masalah-masalah
tersebut di atas, perkembangan teknologi juga memberikan tantangan tersendiri
pada berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Salah satu teknologi yang berkembang
pesat dan perlu dicermati adalah teknologi informasi. Tanpa penguasaan dan
pemahaman akan Teknologi Telematika ini, tantangan globalisasi akan menyebabkan
ketergantungan yang tinggi terhadap pihak lain dan hilangnya kesempatan untuk
bersaing karena minimnya pemanfaatan teknologi informasi sebagai alat bantu
dalam Kepemimpinan Bangsa. Mengingat perkembangan Teknologi Telematika yang
demikian pesat, maka upaya pengembangan dan penguasaan Teknologi Telematika
yang didasarkan pada kebutuhan sendiri haruslah mendapat perhatian maupun
prioritas yang utama untuk dapat menjadi masyarakat yang lebih maju.
Dengan tantangan yang beragam seperti itu,
Pemerintah Republik Indonesia harus terus melakukan upaya-upaya untuk
mengatasinya dan mengantisipasi langkah-langkah yang terbaik untuk bangsa
Indonesia. Salah satu yang menjadi perhatian adalah bagaimana Teknologi
Telematika (untuk selanjutnya akan disingkat TI atau IT-Information Technology)
dapat berperan dalam langkah-langkah yang sedang, dan akan dilakukan dalam
menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
* Manfaat dan Dampak
Negatif dari Telematika
Pengaruh positif atau
negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu saja lebih banyak tergantung dari
pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan menggunakan komputer secara
sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan
memberikan pengaruh positif bila digunakan dengan bijaksana.
*Dampak positif
(keuntungan) dari perkembangan telematika antara lain :
·Kemudahan dalam
memperoleh Informasi secara cepat. Informasi yang diperoleh dapat bersifat real
time artinya pada saat itu juga. Selain itu informasi yang diinginkan dapat
diperoleh secara langsung pada sumbernya sehingga mengurangi adanya distorsi
informasi.
. Transparasi dalam
Informasi. Informasi dapat diketahui siapa saja karena adanya keterbukaan.
·Kemudahan dalam memperoleh
data. Dengan adanya perkembangan telematika kita dapat memperoleh data dan
Informasi dari berbagai sumber, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
·Penghematan Waktu.
Orang tidak perlu lagi mengorban waktu untuk mengantri lama dalam melakukan
transaksi keuangan tetapi cukup dengan melakukan transaksi melalui internet
atau ponsel genggam.
·Keuntungannya bagi
masyarakat
a. Manfaat internet dalam e Business secara
nyata dapat menekan biaya transaksi dalam berbisnis dan
memberikan kemudahan
dalam diversifikasi kebutuhan.
b. Manfaat internet dalam e Goverment bisa
meningkatkan kinerja pemerintah dalam menyediakan informasi dan layanan untuk
masyarakat.
c. Dalam bidang kesehatan dan juga
pendidikan secara nyata juga telah memberikan nilah tambah bagi masyarakat
luas.
d. Telematika cukup memberi warna tersendiri
dalam perekonomian nasional. Ditandai dengan mulai maraknya sekelompok anak
muda membangun bisnis baru menggunakan teknologi Internet, maka Indonesia tak
ketinggalan dalam booming perdagangan elektronis / electronic commerce
(e-commerce).
e. Pembangunan sektor Telematika diyakini
akan memengaruhi perkembangan sektor-sektor lainnya.
·Keuntungannya bagi
anak – anak
a. Diantara manfaat yang dapat diperoleh
adalah penggunaan perangkat lunak pendidikan seperti program-program
pengetahuan dasar membaca, berhitung, sejarah, geografi, dan sebagainya.
Tambahan pula, kini perangkat pendidikan ini kini juga diramu dengan unsur
hiburan (entertainment) yang sesuai dengan materi, sehingga anak semakin suka.
b. Manfaat lain bisa diperoleh anak lewat
program aplikasi berbentuk games yang umumnya dirancang untuk tujuan permainan
dan tidak secara khusus diberi muatan pendidikan tertentu. Beberapa aplikasi
games dapat berupa petualangan, pengaturan strategi, simulasi, dan bermain
peran (role-play).
c. Dalam kaitan ini, komputer dalam proses
belajar, akan melahirkan suasana yang menyenangkan bagi anak. Gambar-gambar dan
suara yang muncul juga membuat anak tidak cepat bosan, sehingga dapat
merangsang anak mengetahui lebih jauh lagi. Sisi baiknya, anak dapat menjadi
lebih tekun dan terpicu untuk belajar berkonsentrasi.
*Dampak negatif
(kerugian) dari perkembangan telematika antara lain :
· Adanya cyber crime yaitu mengkloning
data
· Menyadap data
· Mengubah data tanpa seizin pemilik
data.
· Kekurangannya bagi anak. Melalui
internetlah berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan
secara terbuka dan tanpa penghalang. Nina mengungkapkan sebuah studi yang
menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada sering menerima pesan yang berisi
muatan seks, tawaran seks, saat tengah Surfing (“berselancar”) di internet.
Hal – hal yang harus
dilakukan oleh orang tua demi mencegah dampak negatif pada anak
.orangtualah yang
seharusnya mengenalkan internet pada anak, bukan orang lain. Mengenalkan
internet berarti pula mengenalkan manfaatnya dan tujuan penggunaan internet.
Karena itu, orangtua terlebih dahulu harus ‘melek’ media dan tidak gaptek.
Sayangnya, seringkali
anaknya sudah terlalu canggih, sementara orangtuanya tidak tahu apa-apa. Tidak
tahu bagaimana membuka internet, juga tidak tahu apa-apa soal games yang suka
dimainkan anak. Nanti ketika ada akibat buruknya, orangtua baru menyesal
.gunakan software yang
dirancang khusus untuk melindungi ‘kesehatan’ anak. Misalnya saja program nany
chip atau parents lock yang dapat memproteksi anak dengan mengunci segala akses
yang berbau seks dan kekerasan.
.letakkan komputer di
ruang publik rumah, seperti perpustakaan, ruang keluarga, dan bukan di dalam
kamar anak. Meletakkan komputer di dalam kamar anak, akan mempersulit orangtua
dalam hal pengawasan. Anak bisa leluasa mengakses situs porno atau menggunakan
games yang berbau kekerasaan dan sadistis di dalam kamar terkunci. Bila
komputer berada di ruang keluarga, keleluasaannya untuk melanggar aturan pun
akan terbatas karena ada anggota keluarga yang lalu lalang.
Cegah kecanduan
Pengaruh negatif lain
bagi anak, adalah kecendrungan munculnya ‘kecanduan’ anak pada komputer.
Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis,
menggambar atau pun melakukan aktivitas sosial. Kecanduan bermain komputer bisa
terjadi terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain
komputer. Seharusnya, orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu
bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang sekolah
setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar
dapat diberikan pada hari libur.
Pengaturan waktu ini
perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah
satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan
secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia
yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan
baik.
Peran penting orangtua
Menimbang untung
ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya memang amat tergantung
pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak saat bermain
komputer.
.berikan kesempatan
pada anak untuk belajar dan berinteraksi dengan komputer sejak dini. Apalagi
mengingat penggunaan komputer adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari pada
saat ini dan masa yang akan datang.
. perhatikan bahwa
komputer juga punya efek-efek tertentu, termasuk pada fisik seseorang. Karena
perhatikan juga amsalah tata ruang dan pencahayaan. Cahaya yang terlalu terang
dan jarak pandangan terlalu dekat dapat mengganggu indera penglihatan anak.
.pilihlah perangkat lunak tertentu yang memang
ditujukan untuk anak-anak. Sekalipun yang dipilih merupakan program edutainment
ataupun games, sesuaikan selalu dengan usia dan kemampuan anak.
.perhatikan keamanan
anak saat bermain komputer dari bahaya listrik. Jangan sampai terjadi
konsleting atau kemungkinan kesetrum terkena bagian tertentu dari badan Central
Processing Unit (CPU) komputer.
.carikan anak meja atau
kursi yang ergonomis (sesuai dengan bentuk dan ukuran tubuh anak), yang nyaman
bagi anak sehingga anak dapat memakainya dengan mudah. Jangan sampai mousenya
terlalu tinggi, atau kepala harus mendongak yang dapat menyebabkan kelelahan.
Alat kerja yang tidak ergonomis juga tidak baik bagi anatomi anak untuk jangka
panjang.
.bermain komputer bukan
satu-satunya kegiatan bagi anak. Jangan sampai anak kehilangan kegiatan yang
bersifat sosial bersama teman-teman karena terlalu asik bermain komputer.
* Media Komunikasi yang
Digunakan untuk Telematika
Internet
Handphone
Video Conference
* Perkembangan
Telematika Sebelum dan Sesudah Internet Muncul
Peristiwa proklamasi
1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus
menempatkannya pada situasi krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena
Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan
tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi ‘bahan bakar’ bagi upaya-upaya
pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika
kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi,
sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai
tingkat kematangan.
Dalam latar belakang
sosial demikianlah telekomunikasi dan informasi, mulai dari radio, telegrap,
dan telepon, televise, satelit telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat
multimedia tampil dan berkembang di Indonesia. Perkembangan telematika penulis
bagi menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.
Di periode pra satelit
(sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih
terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir
dengan di dorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan di
masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras
seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan
pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI
sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara rakyat dengan rakyat.Sedangkan telepon pada masa
itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun
telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT
(Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke
Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia.
Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul
PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.Periode
awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia,
para ahli teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya
saja, PTT masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio
High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu,
banyak negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk
pengembangan telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin
memburuknya situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.
Tercatat bahwa pada
masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan menaruh
perhatian besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan dana
walau di masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi
masih difokuskan pada pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun
jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki satelit.
Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari
Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari
perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi
Indonesia.
Keleluasaan barulah
bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968 mengalir pinjaman-pinjaman ke
Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman multilateral dari Bank Dunia,
melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi
dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang dengan baik
di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan memakai perlengkapan seperti
switches, cables, carries yang sudah lazim kita pakai sebelumnya.
Badan penyiaran
televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit yang semula hanya dimaksudkan
sebagai perlengkapan bagi penyelenggara Asian Games IV di Jakarta. Siaran
percobaan pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang menyiarkan upacara peringatan
kemerdekaan RI dari Istana Merdeka melalui microwave. Dan pada tanggal 24
Agustus 1962, TVRI bisa menyiarkan upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal
itu dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.
Terdorong oleh inovasi,
akhirnya pada tanggal 14 November 1962 untuk pertama kalinya TVRI memberanikan
diri melakukan siaran langsung dari studio yang berukuran 9×11 meter dan tanpa
akustik yang memadai. Acaranya terbatas, hanya berupa permainan piano tunggal
oleh B.J. Supriadi dengan pengaruh acara Alex Leo.
Lebih setahun setelah
siaran pertama, barulah keberadaan TVRI dijelaskan dengan pembentukan Yayasan
TVRI melalui Keppres No. 215/1963 tertanggal 20 oktober 1963. Antara lain
disebutkan bahwa TVRI menjadi alat hubungan masyarakat (mass communication
media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik daripada Bangsa dan Negara
Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya.
Sampai tahun 1989, TVRI
merupakan operator tunggal di bidang penyiaran televise.
Jadi sebelum satelit
palapa mengorbit, Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat
terestrial, yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi
seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui penggunaan SKKL
(Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal dan sulit dipergunakan.
Gagasan tentang
peluncuran satelit bagi telekomunikasi domestik di Indonesia bisa ditelusuri
asal muasalnya dari sebuah konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST
(World Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).
Pada konferensi itu di tampilkan pila pameran
dari perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah yang
mengusulkan ide pemanfaatan satelit bagi kepentingan domestik Indonesia. Hal
tersebut disambut oleh Suhardjono yang berlatar belakang militer dan membawa
masalah satelit itu sampai ke Presiden RI. Selain pertimbangan kelayakan
ekonomi dan teknis, sejarah peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh
kepentingan politik dimana hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain
sudah mulai bersahabat. Di sisi lain, satelit memungkinkan penyebaran luas
ideologi negara ke masyarakat luas melalui TV, satelit juga menguntungkan
secara ekonomi.
Komunikasi tentang
cara-cara menggali sumber daya alam dapat berlangsung dengan mudah. Ini berlaku
untuk kasus tembaga pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit Palapa di
Cape Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran terdapat 3
orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan NASA dan Hughes.
Kejadian ini diresmikan
juga melalui pidato kenegaraan oleh presiden Soeharto di Jakarta, tanggal 16
Agustus 1976. ini merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat tempat
terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu merupakan kebijakan
nasional yang gagasan awalnya dicetuskan oleh pemerintah. Hal ini didasarkan
pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman perpecahan. Untuk
mempersatukan tanah air yang sangat luas ini diperlukan sarana perhubungan yang
mencakup seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran satelit ini hanya
melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada kepentingan Orba.
Sumber :
- http://google.com
- Turban Efraim, R.
Kelly rainer, jr. dan Richard E. Potter. 2006. Pengantar Teknologi informasi,
edisi 3. Salemba Infotek. Jakarta.
- http://id.m.wikipedia.org/wiki/Telematika
- Turban Efraim, R.
Kelly rainer, jr. dan Richard E. Potter. 2006. Pengantar Teknologi informasi,
edisi 3. Salemba Infotek. Jakarta.